Selasa, 21 Desember 2010

Memahami Anak Balita (3-5 tahun)

Share |

Pada umur sekitar tiga tahun anak kecil memasuki masa yang disebut masa balita. Masa ini benar-benar masa pertumbuhan yang ditandai oleh perkembangan intelektual dan ketrampilan motorik yang pesat.



Kebanyakan anak umur tiga tahun dapat menggunakan sekitar seribu kata dan memahami artinya. Selama dua tahun berikut mereka akan menguasai kosa kata sebanyak dua kali lipat. Dan karena rasa ingin tahunya bertambah, mereka pun makin ingin mengetahui segala sesuatu.



Pada umur tiga tahun kebanyakan anak sudah dapat naik sepeda roda tiga, tetapi masih belajar menggunakan tangannya. Namun pada waktu berumur lima tahun anak ini sudah mahir berjalan, berlari dan melakukan apa saja dengan tangkas.



Inilah masanya anak-anak siap dan bergairah untuk belajar. Terpulang pada orang tualah bagaimana mereka mempertahankan rasa ingin tahu dan ingin bertanya-tanya ini.



Gambaran tentang anak balita



Cara anak mengendarai sepeda roda tiga meunjukkan banyak hal mengenai perkembangan ketrampilan motoriknya selama rentang umur ini. Pada umur tiga tahun anak hampir dipastikan dapat mengendarai sepeda roda tiga. Ia mungkin sudah puas bila duduk di atas sepeda itu, lalu mencoba mengayuh pedal sepedanya.



Mula-mula ia mungkin belum begitu mengerti cara mengayuh sepedanya. Kadang kala ia ingin maju tetapi ternyata sepedanya mundur. Sesaat kemudian ia mengayuh dengan lebih berhati-hati, bangga akan geraknya, bangga akan keberhasilannya menguasai sepeda tadi dan bangga akan kemampuan mengemudinya. Segera ia melihat betapa cepat sepeda itu dapat ia larikan. Jika sampai di tikungan, ia bahkan tdak memperlambat sepedanya – ia membelok secepat mungkin. Jika ada orang yang menghalangi jalannya, ia melaju sedekat mungkin. Jika terpaksa berhenti, ia menunggu sampai saat terakhir, lalu rem ia tekan keras-keras. Ia mengayuh sepeda roda tiganya sekuat tenaga, membelok dengan berani, mengemudi dengan lincah dan berhenti dengan trampil, sambil terus menirukan bunyi “r-r-r-r” motor dan “dit-dit-dit” klakson mobil.



Majunya perkembangan motorik anak balita juga dapat Anda lihat ketika ia makin trampil mengenakan pakaian sendiri. Pada umur tiga tahun anak balita sudah dapat membuka kancing samping pakaiannya, meskipun ia masih belum dapat menutup kancing itu. Ia tak dapat membedakan bagian depan pakaian dari bagian belakangnya. Celananya masih sering terbalik. Ia masih memerlukan bantuan bila mengenakan kemeja, baju hangat dan pakaian lain.



Pada umur empat tahun anak balita sudah dapat mengenakan pakaian sendiri bila mendapat sedikit bantuan dari ibunya. Namun proses berpakaian tersebut mungkin terasa lama sekali. Pada umur ini anak dapat menutup maupun membuka kancing samping serta kancing depan. Ia juga dapat membedakan bagian depan pakaian dari bagian belakangnya serta mengenakan pakaian secara benar.



Perkembangan sosial



Cara dua anak balita bermain bersama anak sebayanya sewaktu mengendarai sepeda roda tiga memperlihatkan perubahan pertumbuhan sosial serta perkembangan motorik. Dua anak umur tiga tahun mungkin sekedar suka berada berdekatan di atas sepeda. Mungkin mereka mencoba bertabrakan meskipun hampir tidak saling bersentuhan sama sekali. Tertawa kecil, tertawa terkikih-kikih sering kali menyertai tabrakan dan sentuhan itu, tetapi jarang terdengar rentetan kata-kata. Salah seorang anak mungkin memutuskan untuk meluncur ke suatu tempat yang dekat karena ia belum dapat mengayuh dan mengemudi secara otomatis. Anak yang lain mungkin akan mengikutinya, namun tidak dengan segera. Ia masih harus berpikir dahulu. Tanggapan sosial itu belum cepat, yakin dan pasti.



Pada ulang tahun kelima kedua anak balita tadi sudah berbeda sama sekali. Mereka hampir tidak pernah “sekedar duduk”. Mereka pasti selalu sibuk dan hampir tidak mempunyai waktu untuk berdiam dari.



Tindakan anak umur lima tahun melakukan sesuatu yang berbahaya seorang diri yang kemudian diikuti oleh anak-anak lain lenyap. Sekarang mereka bermain bersama-sama. Mereka membuat rencana dan membicarakannya, kadang kala disertai perselisihan dan pertengkaran singkat. Segera setelah sebuah gagasan diolah, masing-masing anak mungkin melaksanakannya dengan sedikit perubahan sehingga rencana tersebut menjadi rencananya sendiri. Anak-anak balita yang sudah besar ini telah menjadi makhluk sosial yang memperoleh sensasi karena berada bersama anak lain.



Kenikmatan berteman, gairah yang berasal dari apa yang dilakukan bersama kadang kala begitu menggebu sehingga anak yang telah dilatih buang air ini “lupa” dan pulang dengan celana basah. Dalam daftar prioritas mereka sendiri, anak-anak balita tersebut telah mengutamakan yang lebih penting. Siapa saja dapat tidak mengompol. Namun berada bersama teman, bermain dengan teman – nah, itu merupakan sesuatu yang baru.





Perkembangan bahasa



Satu kemajuan pokok lain yang berkaitan erat dengan perkembangan sosial dalam masa balita ini ialah perkembangan bahasa. Ketika anak berumur kira-kira empat tahun, ibu mengeluh bahwa anaknya cerewet sekali dan tak pernah mau diam.



Kendati demikian, anak balita tidak sekedar mengobrol. Bicaranya mencakup semua bagian bahasa, kalimat yang lebih panjang dan lafal yang jelas. Perkembangan bahasa dan perkembangan sosial saling menunjang. Kadang kala anak balita tentu saja masih juga berkelahi. Jika terpancing marahnya, boleh jadi mereka menggigit dan menyepak. Namun lambat laun mereka belajar menggunakan perkataan untuk menyelesaikan baik pertikaian maupun perselisihannya.



Perkembangan bahasa yang pesat pada anak balita dapat menimbulkan kesulitan bagi orang dewasa. Anak balita tampaknya berbicara terlalu banyak. Mereka sering sekali menyela karena bagi mereka apa yang harus dikatakan masih merupakan sesuatu yang paling penting di dunia Mereka sering berbicara dengan suara terlalu keras. Biasanya setelah berumur kira-kira empat tahun, anak suka mengata-ngatai orang lain dan mencoba-coba untuk menyanyikan lagu yang tidak ada artinya.



Satu ciri lain pada bahasa anak balita yang kadang kala juga menjengkelkan adalah rentetan pertanyaan yang tak kunjung habis. Pertanyaan-pertanyaannya menjadi lebih rumit daripada pertanyaan anak umur tiga tahun ke atas. Pertanyaan Mengapa dan Mengapa begitu makin banyak diajukan semenjak ia mencoba memahami hubungan cara kerja sesuatu dan kegunaannya. (James L. Hymes, Jr. Ed. D.| Yuk-Jadi Orangtua shalih)

Pada umur sekitar tiga tahun anak kecil memasuki masa yang disebut masa balita. Masa ini benar-benar masa pertumbuhan yang ditandai oleh perkembangan intelektual dan ketrampilan motorik yang pesat.



Kebanyakan anak umur tiga tahun dapat menggunakan sekitar seribu kata dan memahami artinya. Selama dua tahun berikut mereka akan menguasai kosa kata sebanyak dua kali lipat. Dan karena rasa ingin tahunya bertambah, mereka pun makin ingin mengetahui segala sesuatu.



Pada umur tiga tahun kebanyakan anak sudah dapat naik sepeda roda tiga, tetapi masih belajar menggunakan tangannya. Namun pada waktu berumur lima tahun anak ini sudah mahir berjalan, berlari dan melakukan apa saja dengan tangkas.



Inilah masanya anak-anak siap dan bergairah untuk belajar. Terpulang pada orang tualah bagaimana mereka mempertahankan rasa ingin tahu dan ingin bertanya-tanya ini.



Gambaran tentang anak balita



Cara anak mengendarai sepeda roda tiga meunjukkan banyak hal mengenai perkembangan ketrampilan motoriknya selama rentang umur ini. Pada umur tiga tahun anak hampir dipastikan dapat mengendarai sepeda roda tiga. Ia mungkin sudah puas bila duduk di atas sepeda itu, lalu mencoba mengayuh pedal sepedanya.



Mula-mula ia mungkin belum begitu mengerti cara mengayuh sepedanya. Kadang kala ia ingin maju tetapi ternyata sepedanya mundur. Sesaat kemudian ia mengayuh dengan lebih berhati-hati, bangga akan geraknya, bangga akan keberhasilannya menguasai sepeda tadi dan bangga akan kemampuan mengemudinya. Segera ia melihat betapa cepat sepeda itu dapat ia larikan. Jika sampai di tikungan, ia bahkan tdak memperlambat sepedanya – ia membelok secepat mungkin. Jika ada orang yang menghalangi jalannya, ia melaju sedekat mungkin. Jika terpaksa berhenti, ia menunggu sampai saat terakhir, lalu rem ia tekan keras-keras. Ia mengayuh sepeda roda tiganya sekuat tenaga, membelok dengan berani, mengemudi dengan lincah dan berhenti dengan trampil, sambil terus menirukan bunyi “r-r-r-r” motor dan “dit-dit-dit” klakson mobil.



Majunya perkembangan motorik anak balita juga dapat Anda lihat ketika ia makin trampil mengenakan pakaian sendiri. Pada umur tiga tahun anak balita sudah dapat membuka kancing samping pakaiannya, meskipun ia masih belum dapat menutup kancing itu. Ia tak dapat membedakan bagian depan pakaian dari bagian belakangnya. Celananya masih sering terbalik. Ia masih memerlukan bantuan bila mengenakan kemeja, baju hangat dan pakaian lain.



Pada umur empat tahun anak balita sudah dapat mengenakan pakaian sendiri bila mendapat sedikit bantuan dari ibunya. Namun proses berpakaian tersebut mungkin terasa lama sekali. Pada umur ini anak dapat menutup maupun membuka kancing samping serta kancing depan. Ia juga dapat membedakan bagian depan pakaian dari bagian belakangnya serta mengenakan pakaian secara benar.



Perkembangan sosial



Cara dua anak balita bermain bersama anak sebayanya sewaktu mengendarai sepeda roda tiga memperlihatkan perubahan pertumbuhan sosial serta perkembangan motorik. Dua anak umur tiga tahun mungkin sekedar suka berada berdekatan di atas sepeda. Mungkin mereka mencoba bertabrakan meskipun hampir tidak saling bersentuhan sama sekali. Tertawa kecil, tertawa terkikih-kikih sering kali menyertai tabrakan dan sentuhan itu, tetapi jarang terdengar rentetan kata-kata. Salah seorang anak mungkin memutuskan untuk meluncur ke suatu tempat yang dekat karena ia belum dapat mengayuh dan mengemudi secara otomatis. Anak yang lain mungkin akan mengikutinya, namun tidak dengan segera. Ia masih harus berpikir dahulu. Tanggapan sosial itu belum cepat, yakin dan pasti.



Pada ulang tahun kelima kedua anak balita tadi sudah berbeda sama sekali. Mereka hampir tidak pernah “sekedar duduk”. Mereka pasti selalu sibuk dan hampir tidak mempunyai waktu untuk berdiam dari.



Tindakan anak umur lima tahun melakukan sesuatu yang berbahaya seorang diri yang kemudian diikuti oleh anak-anak lain lenyap. Sekarang mereka bermain bersama-sama. Mereka membuat rencana dan membicarakannya, kadang kala disertai perselisihan dan pertengkaran singkat. Segera setelah sebuah gagasan diolah, masing-masing anak mungkin melaksanakannya dengan sedikit perubahan sehingga rencana tersebut menjadi rencananya sendiri. Anak-anak balita yang sudah besar ini telah menjadi makhluk sosial yang memperoleh sensasi karena berada bersama anak lain.



Kenikmatan berteman, gairah yang berasal dari apa yang dilakukan bersama kadang kala begitu menggebu sehingga anak yang telah dilatih buang air ini “lupa” dan pulang dengan celana basah. Dalam daftar prioritas mereka sendiri, anak-anak balita tersebut telah mengutamakan yang lebih penting. Siapa saja dapat tidak mengompol. Namun berada bersama teman, bermain dengan teman – nah, itu merupakan sesuatu yang baru.





Perkembangan bahasa



Satu kemajuan pokok lain yang berkaitan erat dengan perkembangan sosial dalam masa balita ini ialah perkembangan bahasa. Ketika anak berumur kira-kira empat tahun, ibu mengeluh bahwa anaknya cerewet sekali dan tak pernah mau diam.



Kendati demikian, anak balita tidak sekedar mengobrol. Bicaranya mencakup semua bagian bahasa, kalimat yang lebih panjang dan lafal yang jelas. Perkembangan bahasa dan perkembangan sosial saling menunjang. Kadang kala anak balita tentu saja masih juga berkelahi. Jika terpancing marahnya, boleh jadi mereka menggigit dan menyepak. Namun lambat laun mereka belajar menggunakan perkataan untuk menyelesaikan baik pertikaian maupun perselisihannya.



Perkembangan bahasa yang pesat pada anak balita dapat menimbulkan kesulitan bagi orang dewasa. Anak balita tampaknya berbicara terlalu banyak. Mereka sering sekali menyela karena bagi mereka apa yang harus dikatakan masih merupakan sesuatu yang paling penting di dunia Mereka sering berbicara dengan suara terlalu keras. Biasanya setelah berumur kira-kira empat tahun, anak suka mengata-ngatai orang lain dan mencoba-coba untuk menyanyikan lagu yang tidak ada artinya.



Satu ciri lain pada bahasa anak balita yang kadang kala juga menjengkelkan adalah rentetan pertanyaan yang tak kunjung habis. Pertanyaan-pertanyaannya menjadi lebih rumit daripada pertanyaan anak umur tiga tahun ke atas. Pertanyaan Mengapa dan Mengapa begitu makin banyak diajukan semenjak ia mencoba memahami hubungan cara kerja sesuatu dan kegunaannya. (James L. Hymes, Jr. Ed. D.| Yuk-Jadi Orangtua shalih)
READ MORE - Memahami Anak Balita (3-5 tahun)

Rabu, 18 Agustus 2010

FAQ MENGAKTIFKAN OTAK TENGAH

Share |



Jalan menuju Genius


FAQ (Frequently Asked Questions)

1. Apa itu “midbrain” (mesencephalon) dan apa tujuan mengaktifkan otak tengah?

Otak tengah adalah jembatan untuk menghubungkan dan menyeimbangkan fungsi otak kiri dan kanan. Mengaktifkannya akan memungkinkan baik otak kiri maupun kanan berfungsi secara normal. Pengaktifan otak tengah mengembalikan kekuatan otak pada keadaan semulanya.


2. Apakah manfaat dari pengaktifan otak tengah?

Ketika otak tengah diaktifkan , anak anda akan memiliki akses yang mudah ke baik otak kiri maupun kanan. Dengan akses mudah ini, mereka akan belajar, membaca dan mengahafal benda-benda dalam kecepatan yang lebih cepat dan dengan demikian meningkatkan keyakinan, minat dan konsentrasi mereka dalam belajar.


3. Apakah tujuan dari penutupan mata dengan kain?

Dapat melihat ketika mata ditutup merupakan fenomena bagi mereka yang otak tengahnya telah diaktifkan. Oleh karenanya BFR adalah cara untuk membuktikan kepada orang tua bahwa otak tengah telah diaktifkan.


4. Bagaimana kursus dilaksanakan?


GMC tidak menggunakan kekuatan supernatural , meditasi dan direct hipnosis (hipnotis yang membuat anak menjadi tidak sadar dan masuk kedalam alam bawah sadarnya dan manfaatnya tidak bersifat permanen) di dalam kelas. Kursus murni pendidikan secara alami. Murid harus bisa bekerjasama untuk memperoleh manfaat darinya. Dalam 1 hari materinya adalah sebagai berikut:


· Bagaimana masuk ke dalam “Keadaan Genius” dari pembelajaran.

· Pengaktifan otak tengah

· Menggunakan BFR

· Pembinaan keyakinan dan meningkatkan konsentrasi

· Membaca cepat dan konsep pemetaan otak dasar (mind mapping).



5. Apakah orang tua diperbolehkan selama kursus?

Murid-murid perlu memberikan konsentrasi dan perhatian penuh dalam kelas. Oleh karenanya, orang tua tidak diijinkan berada di dalam kelas untuk mengurangi gangguan terhadap anak-anak. Orang tua diundang untuk menghadiri “brifing” pada akhir sesi pada hari pertama dan kedua.


6. Apakah manfaat mengikuti Metode “Blindfold Reading”?

Sebagian besar anak-anak mengalami peningkatan dalam ingatan, konsentrasi, kreativitas, persepsi dan stabilitas emosi. Ketika mereka tumbuh, hormonnya akan seimbang dan memiliki kesehatan yang baik.


7. Apa peranan orang tua dalam BFR?

Orang tua harus mengarahkan dan mendorong anak-anak mereka untuk latihan selama 10-15 menit tiap hari. Mereka harus positif, mendorong dan melakukan latihan untuk waktu yang menyenangkan bersama. Kebahagiaan merupakan kunci untuk pengaktifan otak tengah. Ini penting untuk dicatat bahwa anak-anak mereka telah latihan sebelum belajar. Latihan BFR akan menjadi kegiatan sepanjang hidup sebab ini jalan menuju genius.


8. Apakah otak tengah ditutup setelah kegiatan?

Untuk mencegah agar otak tengah tidak tertutup kembali, anak-anak membutuhkan latihan 10-15 menit sekurang-kurangnya tiga kali seminggu. Paling baik latihan tiap hari, seperti persiapan latihan sebelum belajar. Bahkan ketika anak-anak masuk universitas, mereka perlu melakukan hal yang sama. Ini tugas sepanjang hidup untuk melatih otak tengah agar tetap aktif.


9. Apa itu “Blindfold Reading Method?”


“Blindfold Reading Method” merupakan cara yang didisain untuk mengaktifkan kemampuan otak tengah yang dapat menyeimbangkan otak kiri dan otak kanan.


10. Pangujian Standar Blindfold Method


Selesai kursus 1 hari, anak kita akan diuji dengan menutup mata mereka untuk “melihat” dan “membaca” tanpa menggunakan mata telanjang. Ini adalah karena setelah otak tengah diaktifkan satu fenomena akan terjadi yaitu anak-anak kita dapat “melihat” dan “membaca” walaupun mata mereka ditutup dengan kain. Latihan selanjutnya yaitu otot-otot mata dan tangan akan mengaktifkan lagi kemampuan seperti semula. Anda hanya perlu melatih anak-anak anda selama 15 menit saja setiap hari.


11. Manfaat “Blindfold Reading Method”


Banyak ilmuwan telah memberikan penjelasan teori tentang fungsi-fungsi otak kiri dan otak kanan. Menurut penyelidikan yang mutakhir, manusia yang otak kanan dominan akan memproses informasi dan bereaksi dengan cara yang berlainan. Kebanyakan teori mengatakan bahwa siapa saja yang otak kanannya dominan akan bersifat emosional dan bertindak dengan mengikuti perasaan, serta suka menghayal. Apabila otak kiri yang dominan akan bereaksi secara lebih logis. Murid-murid yang otak kirinya dominan akan menunjukan sifat yang lebih teratur. Mereka akan menganalisa informasi serta memprosesnya secara teratur. Selain dari pada itu, murid-murid yang otak kirinya dominan lebih berhati-hati dan mengikuti peraturan, menunjukkan kemampuan yang kuat dalam matematik dan ilmu serta dapat menjawab persoalan dengan cepat. Dengan demikian, kepribadian seseorang itu akan ditentukan oleh jenis dominan otak kita.


12. Bagaimanakah dengan pelajar yang otak tengahnya dominan?

Mereka akan menunjukkan sifat yang seimbang antara otak kiri dan otak kanan. Maka, kemampuan “otak tengah merupakan rahasia menuju sukses. ” Otak tengah berfungsi seperti pusat kendali untuk otak kiri dan otak kanan dan kemampuan seperti semulanya dapat menonjolkan lagi kehebatan otak manusia.


Keistimewaannya adalah:

· Meningkatkan kemampuan pengingatan
· Dapat mendorong perhatian
· Kreatif
· Mengimbangkan hormone
· Kestabilan emosi


Menutup mata murid-murid hanyalah untuk menunjukkan bahwa otak tengah seorang murid telah diaktifkan. Tujuan kami bukanlah menutup mata. Menutup mata hanya tahap pertama dimana murid-murid itu belajar konsentrasi. Murid-murid tidak perlu membalut mata apabila telah mencapai tahap yang tinggi.



Pertanyaan Yang Sering Diajukan


Mengapa dapat melihat dengan menutup mata? Dapatkah melihat setan?

Gelombang otak yang dipancarkan oleh midbrain dapat membuat orang melihat dengan menutup mata. Setan tidak memiliki wujud; gelombang otak tidak dapat merasakannya, sehingga setan tidak terlihat.



Mengapa midbrain dapat tertutup?

Karena tekanan dan kesedihan. Kesedihan merusak otak; sedang-kan rasa gembira membuka otak. Bila belum memasuki dominasi midbrain, setelah diaktifkan dapat tertutup kembali. Sehingga memerlukan latihan yang sering untuk memasuki kondisi terdominasi oleh midbrain.



Apakah interbrain setiap anak dapat diaktifkan?

Ada hambatan apa saja?

Berdasarkan catatan pelajaran GMC, midbrain pada sekitar 70-80% anak, pada pelajaran pertama dapat berhasil diaktifkan. Asalkan anak tersebut memiliki jiwa yang sehat dan bersedia bekerjasama, dengan usia antara 5-12 tahun, midbrain dapat diaktifkan. Hambatan dalam mengaktifkan midbrain antara lain adalah: tekanan, ketakutan, kurang percaya diri, curiga, tidak mau menerima, berpikir yang tidak-tidak dan lain sebagainya.



Bila anak kita memiliki hambatan tersebut diatas, bagaimanakah penanganannya?

Orang tua dan anak perlu membangun hubungan dan komunikasi yang baik; saling membantu mengatasi hambatan. Menyemangati anak untuk secara rileks mengikuti pelajaran aktivasi. Bila diperlukan, dapat meminta wakil dari GMC untuk membantu. Bila aktivasi pertama kali tidak berhasil, mohon tidak langsung putus asa dan terus melanjutkan pelatihan.



Setelah midbrain anak diaktifkan, apakah dapat menyebabkan gegar otak karena terlalu banyak menggunakan daya otak?


Tidak dapat; setelah midbrain teraktivasi, anak akan menggu-nakan tiga otak secara seimbang; sehingga tidak terjadi gegar otak. Metode untuk mengaktifkannya menggunakan teknik alami seperti suara, musik, warna, suasana dan lain sebagainya; tidak ada faktor dari luar yang dimasukkan kedalam tubuh (seperti minum obat, suntikan, menggunakan gelang listrik pada kepala dan lain sebagainya). Tubuh dan otak anak masih sama seperti pada awalnya. Sebaliknya, orang yang midbrainnya belum teraktivasi hanya menggunakan sebagain kecil dari otak kiri-nya; sehingga dapat mengakibatkan terlalu keras menggunakan daya otak.



Pelajaran dan pelatihan kecerdasan semacam ini meliputi apa saja? Perlu mengeluarkan berapa banyak biaya untuk mengikuti pelatihan kecerdasan ini?

Selain mengaktifkan interbrain, pelajaran satu setengah hari juga mengajarkan “mind mapping”, “speed reading”, “excellence learning” dan lain sebagainya kepada anak; sehingga anak lebih santai dan gembira dalam membaca. Sebenarnya ini merupakan pelajaran yang paling murah di pasaran; pelajaran lainnya (piano, kesenian dan lainnya) memerlukan waktu yang panjang dan biaya yang lebih banyak. Mengaktifkan midbrain hanya memerlukan satu setengah hari; seumur hidup tetap berguna.



Jalan menuju Genius


FAQ (Frequently Asked Questions)

1. Apa itu “midbrain” (mesencephalon) dan apa tujuan mengaktifkan otak tengah?

Otak tengah adalah jembatan untuk menghubungkan dan menyeimbangkan fungsi otak kiri dan kanan. Mengaktifkannya akan memungkinkan baik otak kiri maupun kanan berfungsi secara normal. Pengaktifan otak tengah mengembalikan kekuatan otak pada keadaan semulanya.


2. Apakah manfaat dari pengaktifan otak tengah?

Ketika otak tengah diaktifkan , anak anda akan memiliki akses yang mudah ke baik otak kiri maupun kanan. Dengan akses mudah ini, mereka akan belajar, membaca dan mengahafal benda-benda dalam kecepatan yang lebih cepat dan dengan demikian meningkatkan keyakinan, minat dan konsentrasi mereka dalam belajar.


3. Apakah tujuan dari penutupan mata dengan kain?

Dapat melihat ketika mata ditutup merupakan fenomena bagi mereka yang otak tengahnya telah diaktifkan. Oleh karenanya BFR adalah cara untuk membuktikan kepada orang tua bahwa otak tengah telah diaktifkan.


4. Bagaimana kursus dilaksanakan?


GMC tidak menggunakan kekuatan supernatural , meditasi dan direct hipnosis (hipnotis yang membuat anak menjadi tidak sadar dan masuk kedalam alam bawah sadarnya dan manfaatnya tidak bersifat permanen) di dalam kelas. Kursus murni pendidikan secara alami. Murid harus bisa bekerjasama untuk memperoleh manfaat darinya. Dalam 1 hari materinya adalah sebagai berikut:


· Bagaimana masuk ke dalam “Keadaan Genius” dari pembelajaran.

· Pengaktifan otak tengah

· Menggunakan BFR

· Pembinaan keyakinan dan meningkatkan konsentrasi

· Membaca cepat dan konsep pemetaan otak dasar (mind mapping).



5. Apakah orang tua diperbolehkan selama kursus?

Murid-murid perlu memberikan konsentrasi dan perhatian penuh dalam kelas. Oleh karenanya, orang tua tidak diijinkan berada di dalam kelas untuk mengurangi gangguan terhadap anak-anak. Orang tua diundang untuk menghadiri “brifing” pada akhir sesi pada hari pertama dan kedua.


6. Apakah manfaat mengikuti Metode “Blindfold Reading”?

Sebagian besar anak-anak mengalami peningkatan dalam ingatan, konsentrasi, kreativitas, persepsi dan stabilitas emosi. Ketika mereka tumbuh, hormonnya akan seimbang dan memiliki kesehatan yang baik.


7. Apa peranan orang tua dalam BFR?

Orang tua harus mengarahkan dan mendorong anak-anak mereka untuk latihan selama 10-15 menit tiap hari. Mereka harus positif, mendorong dan melakukan latihan untuk waktu yang menyenangkan bersama. Kebahagiaan merupakan kunci untuk pengaktifan otak tengah. Ini penting untuk dicatat bahwa anak-anak mereka telah latihan sebelum belajar. Latihan BFR akan menjadi kegiatan sepanjang hidup sebab ini jalan menuju genius.


8. Apakah otak tengah ditutup setelah kegiatan?

Untuk mencegah agar otak tengah tidak tertutup kembali, anak-anak membutuhkan latihan 10-15 menit sekurang-kurangnya tiga kali seminggu. Paling baik latihan tiap hari, seperti persiapan latihan sebelum belajar. Bahkan ketika anak-anak masuk universitas, mereka perlu melakukan hal yang sama. Ini tugas sepanjang hidup untuk melatih otak tengah agar tetap aktif.


9. Apa itu “Blindfold Reading Method?”


“Blindfold Reading Method” merupakan cara yang didisain untuk mengaktifkan kemampuan otak tengah yang dapat menyeimbangkan otak kiri dan otak kanan.


10. Pangujian Standar Blindfold Method


Selesai kursus 1 hari, anak kita akan diuji dengan menutup mata mereka untuk “melihat” dan “membaca” tanpa menggunakan mata telanjang. Ini adalah karena setelah otak tengah diaktifkan satu fenomena akan terjadi yaitu anak-anak kita dapat “melihat” dan “membaca” walaupun mata mereka ditutup dengan kain. Latihan selanjutnya yaitu otot-otot mata dan tangan akan mengaktifkan lagi kemampuan seperti semula. Anda hanya perlu melatih anak-anak anda selama 15 menit saja setiap hari.


11. Manfaat “Blindfold Reading Method”


Banyak ilmuwan telah memberikan penjelasan teori tentang fungsi-fungsi otak kiri dan otak kanan. Menurut penyelidikan yang mutakhir, manusia yang otak kanan dominan akan memproses informasi dan bereaksi dengan cara yang berlainan. Kebanyakan teori mengatakan bahwa siapa saja yang otak kanannya dominan akan bersifat emosional dan bertindak dengan mengikuti perasaan, serta suka menghayal. Apabila otak kiri yang dominan akan bereaksi secara lebih logis. Murid-murid yang otak kirinya dominan akan menunjukan sifat yang lebih teratur. Mereka akan menganalisa informasi serta memprosesnya secara teratur. Selain dari pada itu, murid-murid yang otak kirinya dominan lebih berhati-hati dan mengikuti peraturan, menunjukkan kemampuan yang kuat dalam matematik dan ilmu serta dapat menjawab persoalan dengan cepat. Dengan demikian, kepribadian seseorang itu akan ditentukan oleh jenis dominan otak kita.


12. Bagaimanakah dengan pelajar yang otak tengahnya dominan?

Mereka akan menunjukkan sifat yang seimbang antara otak kiri dan otak kanan. Maka, kemampuan “otak tengah merupakan rahasia menuju sukses. ” Otak tengah berfungsi seperti pusat kendali untuk otak kiri dan otak kanan dan kemampuan seperti semulanya dapat menonjolkan lagi kehebatan otak manusia.


Keistimewaannya adalah:

· Meningkatkan kemampuan pengingatan
· Dapat mendorong perhatian
· Kreatif
· Mengimbangkan hormone
· Kestabilan emosi


Menutup mata murid-murid hanyalah untuk menunjukkan bahwa otak tengah seorang murid telah diaktifkan. Tujuan kami bukanlah menutup mata. Menutup mata hanya tahap pertama dimana murid-murid itu belajar konsentrasi. Murid-murid tidak perlu membalut mata apabila telah mencapai tahap yang tinggi.



Pertanyaan Yang Sering Diajukan


Mengapa dapat melihat dengan menutup mata? Dapatkah melihat setan?

Gelombang otak yang dipancarkan oleh midbrain dapat membuat orang melihat dengan menutup mata. Setan tidak memiliki wujud; gelombang otak tidak dapat merasakannya, sehingga setan tidak terlihat.



Mengapa midbrain dapat tertutup?

Karena tekanan dan kesedihan. Kesedihan merusak otak; sedang-kan rasa gembira membuka otak. Bila belum memasuki dominasi midbrain, setelah diaktifkan dapat tertutup kembali. Sehingga memerlukan latihan yang sering untuk memasuki kondisi terdominasi oleh midbrain.



Apakah interbrain setiap anak dapat diaktifkan?

Ada hambatan apa saja?

Berdasarkan catatan pelajaran GMC, midbrain pada sekitar 70-80% anak, pada pelajaran pertama dapat berhasil diaktifkan. Asalkan anak tersebut memiliki jiwa yang sehat dan bersedia bekerjasama, dengan usia antara 5-12 tahun, midbrain dapat diaktifkan. Hambatan dalam mengaktifkan midbrain antara lain adalah: tekanan, ketakutan, kurang percaya diri, curiga, tidak mau menerima, berpikir yang tidak-tidak dan lain sebagainya.



Bila anak kita memiliki hambatan tersebut diatas, bagaimanakah penanganannya?

Orang tua dan anak perlu membangun hubungan dan komunikasi yang baik; saling membantu mengatasi hambatan. Menyemangati anak untuk secara rileks mengikuti pelajaran aktivasi. Bila diperlukan, dapat meminta wakil dari GMC untuk membantu. Bila aktivasi pertama kali tidak berhasil, mohon tidak langsung putus asa dan terus melanjutkan pelatihan.



Setelah midbrain anak diaktifkan, apakah dapat menyebabkan gegar otak karena terlalu banyak menggunakan daya otak?


Tidak dapat; setelah midbrain teraktivasi, anak akan menggu-nakan tiga otak secara seimbang; sehingga tidak terjadi gegar otak. Metode untuk mengaktifkannya menggunakan teknik alami seperti suara, musik, warna, suasana dan lain sebagainya; tidak ada faktor dari luar yang dimasukkan kedalam tubuh (seperti minum obat, suntikan, menggunakan gelang listrik pada kepala dan lain sebagainya). Tubuh dan otak anak masih sama seperti pada awalnya. Sebaliknya, orang yang midbrainnya belum teraktivasi hanya menggunakan sebagain kecil dari otak kiri-nya; sehingga dapat mengakibatkan terlalu keras menggunakan daya otak.



Pelajaran dan pelatihan kecerdasan semacam ini meliputi apa saja? Perlu mengeluarkan berapa banyak biaya untuk mengikuti pelatihan kecerdasan ini?

Selain mengaktifkan interbrain, pelajaran satu setengah hari juga mengajarkan “mind mapping”, “speed reading”, “excellence learning” dan lain sebagainya kepada anak; sehingga anak lebih santai dan gembira dalam membaca. Sebenarnya ini merupakan pelajaran yang paling murah di pasaran; pelajaran lainnya (piano, kesenian dan lainnya) memerlukan waktu yang panjang dan biaya yang lebih banyak. Mengaktifkan midbrain hanya memerlukan satu setengah hari; seumur hidup tetap berguna.
READ MORE - FAQ MENGAKTIFKAN OTAK TENGAH

Minggu, 25 Juli 2010

KEAJAIBAN OTAK TENGAH

Share |
Kurnia Puspitasari, 16 tahun, buta sejak tiga tahun silam gara-gara kelenjar getah bening dan tumor otak menekan saraf mata. Sudah dirawat di rumah sakit, dan dokter menjanjikan Kurnia bisa melihat kembali berangsur-angsur dalam enam bulan. "Tapi sampai sekarang belum bisa melihat juga," kata Djamad, ayah Kurnia.

Siswa kelas dua SMP itu merasa putus asa dan malu, serta tak bisa sekolah. Namun, setelah mengikuti pelatihan aktivasi otak tengah selama satu setengah hari di Genius Mind Consultancy (GMC) Serpong, Banten, Minggu pekan lalu, Kurnia bisa menyebut warna kartu remi. "Mudah-mudahan dengan pelatihan lanjutan dia bisa membaca, tumbuh percaya dirinya, dan bisa sekolah lagi," Djamad berharap.

Keajaiban tidak hanya terjadi pada Kurnia. Sebanyak 21 anak lain juga bisa menebak warna, angka, bahkan membaca pesan pendek di telepon seluler dengan mata ditutup kain. Heszkya Prastiowati Kristianto, siswa kelas satu sekolah dasar di Ciledug, Tangerang, memperagakan membaca pesan pendek hanya dengan meraba layar telepon seluler dengan jarinya. "Saya takjub. Mudah-mudahan berguna saat meng-ikuti pelajaran di sekolahnya," ujar Happy Kristianto, ayahnya.

Muhammad, 12 tahun, salah seorang peserta pelatihan, mengakui bisa membedakan warna kartu dengan cara menghidu. "Warna merah baunya lebih- menyengat, sedangkan hitam kurang ada baunya," katanya. Siswa kelas enam SD di Depok itu juga bisa menebak angka dalam kartu uno. "Saat diraba, kartu-kartu itu ada titik terang dalam otakku, muncul warna dan angka-angka itu."

Orang tua peserta pelatihan aktivasi otak tengah benar-benar dibuat keheranan dengan kemampuan anak-anaknya. Peserta yang berusia 7-13 tahun tampak berlaku aneh mencium, meraba-raba, mendengar, atau menggosok-gosokkan kartu untuk menebak warna dan angka kartu remi atau uno. Hampir semua anak bisa menebak warna atau angka kartu-kartu itu, walaupun matanya ditutup kain merah tak tembus pandang. "Membaca dengan mata tertutup hanya satu cara untuk membuktikan otak tengah anak telah diaktifkan," ujar dokter Hendryk Timur, master -peng-aktifan otak tengah GMC Serpong.

Manfaat lain aktifnya otak tengah, anak akan memiliki akses yang mudah ke otak kiri dan kanan. Sehingga mereka lebih mudah belajar, membaca, dan menghafal benda-benda lebih cepat. Konsentrasi, daya ingat, kreativitas, dan karakter yang positif pun turut berkembang. "Anak akan lebih termotivasi," kata Hendryk.

Menurut dokter ahli saraf Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta, Silvia F. Lumempow, teori penggunaan otak tengah banyak dilakukan di Rusia, dan mulai berkembang di Jepang sejak 40 tahun silam. Latihan ini dipraktekkan di Malaysia sejak lima tahun lalu, dan masuk Indonesia menjelang akhir 2009. Pelatihan pertama di Batam, lalu Bandung, Cirebon, Tangerang, dan kota-kota lainnya. "Kami berhasil mendapatkan franchise sejak November lalu," kata Djoni Tjiawi, ahli aktivasi otak tengah di Tangerang.

Di dunia kedokteran, menurut dokter ahli saraf lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Vivien Puspitasari, istilah otak tengah atau midbrain sudah dikenal sejak ditemukannya ilmu anatomi sistem saraf. Otak manusia dibagi menjadi tiga bagian besar berdasarkan perkembangannya sejak masih janin dalam kandungan, yaitu prosencephalon (otak depan), rhom-bencephalon (otak belakang), dan me-sencephalon (otak tengah).

Jadi, yang disebut otak tengah adalah bagian dari otak manusia yang letaknya antara otak depan dan otak belakang. Otak tengah tersusun dari inti sel saraf dan serabut saraf yang memiliki beberapa fungsi khusus. Bagian ini ibarat saluran atau lorong yang diapit kedua bagian otak itu. "Otak tengah itu bagai jembatan di kedua otak itu," ujar Hendryk.

Otak tengah, menurut dokter yang kini bertugas di Rumah Sakit Siloam Tangerang itu, mengandung inti sel saraf kranial III dan IV, yang berfungsi menggerakkan otot-otot mata ke arah vertikal. Selain itu, otak tengah mengandung serabut saraf formatio reticularis, yang bertanggung jawab mempertahankan kesadaran. "Mengandung serabut saraf sensorik maupun motorik yang menghantarkan sinyal dari otak bagian distal menuju otak depan atau sebaliknya," katanya. Yang lebih penting, otak tengah mengandung inti sel substansia nigra, yang menghasilkan zat dopamin, yang berperan dalam sistem gerakan tubuh.

Menurut Vivien, istilah aktivasi otak tengah baru beberapa tahun terakhir ramai diperbincangkan. Menurut penyelenggara pelatihan, aktivasi otak tengah yang terbaik dilakukan pada anak usia 5-15 tahun. "Metode aktivasi otak tengah yang katanya mampu -meng-ubah anak menjadi jenius perlu disikapi dengan hati-hati dan bijaksana. Sampai saat ini di bidang kedokteran belum ada bukti ilmiah kuat yang mendukung keefektifan dan dampak metode ini terhadap kemampuan kognitif anak," ujar Vivien.

Menurut dokter Silvia, aktivasi otak tengah adalah suatu penemuan fenomenal dalam pendidikan anak. "Para ahli neuroscience sedang meneliti fenomena ini," katanya.

Namun kemampuan kognitif anak, menurut Vivien, tidak hanya ditentukan aktivasi otak tengah. Kemampuan belajar itu melibatkan semua komponen otak, baik otak depan dengan kedua belahan otaknya (kanan dan kiri), otak kecil, maupun komponen otak lainnya. "Semuanya perlu distimulasi secara seimbang dan terus-menerus untuk menghasilkan kemampuan kognitif yang optimal. Jadi, tidak bisa dalam waktu singkat."

Banyak faktor yang menentukan kemampuan berpikir seseorang seperti keturunan, lingkungan keluarga, tempat tinggal, pendidikan, dan jenis stimulasi yang diterima. "Jika ada yang mengatakan dengan aktivasi otak tengah saja seseorang bisa membedakan warna, mengetahui huruf atau angka, membaca dengan mata tertutup, atau bisa membuat semua anggota tubuh lebih sensitif, secara medis belum ada bukti ilmiah dan penjelasannya," kata Vivien.

Sebelum menyatakan suatu metode efektif dan berguna, menurut Vivien, diperlukan penelitian ilmiah. Yang terbaik adalah penelitian Rrandomized Control Trial yang multisenter, sehingga dapat disimpulkan manfaat atau efek positif antara sebelum dan sesudah menggunakan metode tersebut. "Sebelum ada hasil penelitian yang mendukung, belum diketahui efektivitas dan kegunaan dari metode tersebut."

Dokter Vivien boleh skeptis. Tapi, selama dua hari pelatihan aktivasi otak tengah, 21 anak usia 7-13 tahun dan seorang tunanetra berusia 16 tahun bisa menebak warna dan angka pada kartu dengan mata tertutup. Dokter Hendryk juga tak membantah, soal faktor keluarga, lingkungan, dan stimulasi lain turut menentukan kemampuan berpikir. "Jika aktivasi otak tengah diikuti penunjang lainnya, bisa lebih dahsyat hasilnya," ujarnya.

Ahmad Taufik

Susunan Otak

Prosencephalon (forebrain), disebut juga otak bagian depan, merupakan bagian otak terbesar, terdiri atas kedua belahan otak atau hemisfer kiri dan kanan, talamus dan hipotalamus.

- Rhombencephalon (hindbrain), disebut juga otak belakang, terdiri atas pons, medulla oblongata, dan serebelum (otak kecil).

- Mesencephalon (midbrain), disebut juga otak tengah, ukurannya kecil, menghubungkan otak depan (forebrain) dan otak belakang (hindbrain).

Cara Mengaktifkan Otak Tengah

1. Anak diajak bermain-main, bersenang-senang sehingga santai, masuk ke gelombang alfa.

2. Mendengarkan gelombang suara mulai suara ombak sampai suara helikopter, sekitar 85 desibel, selama empat menit. Untuk stimulasi otak tengah.

3. Setelah aktif, diperlukan sebulan bimbingan orang tua di rumah, 15 menit setiap hari, untuk membuat otak tengah stabil dan bertambah kinclong.

SUMBER : majalah tempo online
Kurnia Puspitasari, 16 tahun, buta sejak tiga tahun silam gara-gara kelenjar getah bening dan tumor otak menekan saraf mata. Sudah dirawat di rumah sakit, dan dokter menjanjikan Kurnia bisa melihat kembali berangsur-angsur dalam enam bulan. "Tapi sampai sekarang belum bisa melihat juga," kata Djamad, ayah Kurnia.

Siswa kelas dua SMP itu merasa putus asa dan malu, serta tak bisa sekolah. Namun, setelah mengikuti pelatihan aktivasi otak tengah selama satu setengah hari di Genius Mind Consultancy (GMC) Serpong, Banten, Minggu pekan lalu, Kurnia bisa menyebut warna kartu remi. "Mudah-mudahan dengan pelatihan lanjutan dia bisa membaca, tumbuh percaya dirinya, dan bisa sekolah lagi," Djamad berharap.

Keajaiban tidak hanya terjadi pada Kurnia. Sebanyak 21 anak lain juga bisa menebak warna, angka, bahkan membaca pesan pendek di telepon seluler dengan mata ditutup kain. Heszkya Prastiowati Kristianto, siswa kelas satu sekolah dasar di Ciledug, Tangerang, memperagakan membaca pesan pendek hanya dengan meraba layar telepon seluler dengan jarinya. "Saya takjub. Mudah-mudahan berguna saat meng-ikuti pelajaran di sekolahnya," ujar Happy Kristianto, ayahnya.

Muhammad, 12 tahun, salah seorang peserta pelatihan, mengakui bisa membedakan warna kartu dengan cara menghidu. "Warna merah baunya lebih- menyengat, sedangkan hitam kurang ada baunya," katanya. Siswa kelas enam SD di Depok itu juga bisa menebak angka dalam kartu uno. "Saat diraba, kartu-kartu itu ada titik terang dalam otakku, muncul warna dan angka-angka itu."

Orang tua peserta pelatihan aktivasi otak tengah benar-benar dibuat keheranan dengan kemampuan anak-anaknya. Peserta yang berusia 7-13 tahun tampak berlaku aneh mencium, meraba-raba, mendengar, atau menggosok-gosokkan kartu untuk menebak warna dan angka kartu remi atau uno. Hampir semua anak bisa menebak warna atau angka kartu-kartu itu, walaupun matanya ditutup kain merah tak tembus pandang. "Membaca dengan mata tertutup hanya satu cara untuk membuktikan otak tengah anak telah diaktifkan," ujar dokter Hendryk Timur, master -peng-aktifan otak tengah GMC Serpong.

Manfaat lain aktifnya otak tengah, anak akan memiliki akses yang mudah ke otak kiri dan kanan. Sehingga mereka lebih mudah belajar, membaca, dan menghafal benda-benda lebih cepat. Konsentrasi, daya ingat, kreativitas, dan karakter yang positif pun turut berkembang. "Anak akan lebih termotivasi," kata Hendryk.

Menurut dokter ahli saraf Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta, Silvia F. Lumempow, teori penggunaan otak tengah banyak dilakukan di Rusia, dan mulai berkembang di Jepang sejak 40 tahun silam. Latihan ini dipraktekkan di Malaysia sejak lima tahun lalu, dan masuk Indonesia menjelang akhir 2009. Pelatihan pertama di Batam, lalu Bandung, Cirebon, Tangerang, dan kota-kota lainnya. "Kami berhasil mendapatkan franchise sejak November lalu," kata Djoni Tjiawi, ahli aktivasi otak tengah di Tangerang.

Di dunia kedokteran, menurut dokter ahli saraf lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Vivien Puspitasari, istilah otak tengah atau midbrain sudah dikenal sejak ditemukannya ilmu anatomi sistem saraf. Otak manusia dibagi menjadi tiga bagian besar berdasarkan perkembangannya sejak masih janin dalam kandungan, yaitu prosencephalon (otak depan), rhom-bencephalon (otak belakang), dan me-sencephalon (otak tengah).

Jadi, yang disebut otak tengah adalah bagian dari otak manusia yang letaknya antara otak depan dan otak belakang. Otak tengah tersusun dari inti sel saraf dan serabut saraf yang memiliki beberapa fungsi khusus. Bagian ini ibarat saluran atau lorong yang diapit kedua bagian otak itu. "Otak tengah itu bagai jembatan di kedua otak itu," ujar Hendryk.

Otak tengah, menurut dokter yang kini bertugas di Rumah Sakit Siloam Tangerang itu, mengandung inti sel saraf kranial III dan IV, yang berfungsi menggerakkan otot-otot mata ke arah vertikal. Selain itu, otak tengah mengandung serabut saraf formatio reticularis, yang bertanggung jawab mempertahankan kesadaran. "Mengandung serabut saraf sensorik maupun motorik yang menghantarkan sinyal dari otak bagian distal menuju otak depan atau sebaliknya," katanya. Yang lebih penting, otak tengah mengandung inti sel substansia nigra, yang menghasilkan zat dopamin, yang berperan dalam sistem gerakan tubuh.

Menurut Vivien, istilah aktivasi otak tengah baru beberapa tahun terakhir ramai diperbincangkan. Menurut penyelenggara pelatihan, aktivasi otak tengah yang terbaik dilakukan pada anak usia 5-15 tahun. "Metode aktivasi otak tengah yang katanya mampu -meng-ubah anak menjadi jenius perlu disikapi dengan hati-hati dan bijaksana. Sampai saat ini di bidang kedokteran belum ada bukti ilmiah kuat yang mendukung keefektifan dan dampak metode ini terhadap kemampuan kognitif anak," ujar Vivien.

Menurut dokter Silvia, aktivasi otak tengah adalah suatu penemuan fenomenal dalam pendidikan anak. "Para ahli neuroscience sedang meneliti fenomena ini," katanya.

Namun kemampuan kognitif anak, menurut Vivien, tidak hanya ditentukan aktivasi otak tengah. Kemampuan belajar itu melibatkan semua komponen otak, baik otak depan dengan kedua belahan otaknya (kanan dan kiri), otak kecil, maupun komponen otak lainnya. "Semuanya perlu distimulasi secara seimbang dan terus-menerus untuk menghasilkan kemampuan kognitif yang optimal. Jadi, tidak bisa dalam waktu singkat."

Banyak faktor yang menentukan kemampuan berpikir seseorang seperti keturunan, lingkungan keluarga, tempat tinggal, pendidikan, dan jenis stimulasi yang diterima. "Jika ada yang mengatakan dengan aktivasi otak tengah saja seseorang bisa membedakan warna, mengetahui huruf atau angka, membaca dengan mata tertutup, atau bisa membuat semua anggota tubuh lebih sensitif, secara medis belum ada bukti ilmiah dan penjelasannya," kata Vivien.

Sebelum menyatakan suatu metode efektif dan berguna, menurut Vivien, diperlukan penelitian ilmiah. Yang terbaik adalah penelitian Rrandomized Control Trial yang multisenter, sehingga dapat disimpulkan manfaat atau efek positif antara sebelum dan sesudah menggunakan metode tersebut. "Sebelum ada hasil penelitian yang mendukung, belum diketahui efektivitas dan kegunaan dari metode tersebut."

Dokter Vivien boleh skeptis. Tapi, selama dua hari pelatihan aktivasi otak tengah, 21 anak usia 7-13 tahun dan seorang tunanetra berusia 16 tahun bisa menebak warna dan angka pada kartu dengan mata tertutup. Dokter Hendryk juga tak membantah, soal faktor keluarga, lingkungan, dan stimulasi lain turut menentukan kemampuan berpikir. "Jika aktivasi otak tengah diikuti penunjang lainnya, bisa lebih dahsyat hasilnya," ujarnya.

Ahmad Taufik

Susunan Otak

Prosencephalon (forebrain), disebut juga otak bagian depan, merupakan bagian otak terbesar, terdiri atas kedua belahan otak atau hemisfer kiri dan kanan, talamus dan hipotalamus.

- Rhombencephalon (hindbrain), disebut juga otak belakang, terdiri atas pons, medulla oblongata, dan serebelum (otak kecil).

- Mesencephalon (midbrain), disebut juga otak tengah, ukurannya kecil, menghubungkan otak depan (forebrain) dan otak belakang (hindbrain).

Cara Mengaktifkan Otak Tengah

1. Anak diajak bermain-main, bersenang-senang sehingga santai, masuk ke gelombang alfa.

2. Mendengarkan gelombang suara mulai suara ombak sampai suara helikopter, sekitar 85 desibel, selama empat menit. Untuk stimulasi otak tengah.

3. Setelah aktif, diperlukan sebulan bimbingan orang tua di rumah, 15 menit setiap hari, untuk membuat otak tengah stabil dan bertambah kinclong.

SUMBER : majalah tempo online
READ MORE - KEAJAIBAN OTAK TENGAH

Setiap Orang Bisa Menjadi Genius

Share |
Sekarang setiap orang bisa menjadi genius. Memperkenalkan “Pelatihan Otak Tengah”
Apa yang kita bisa lihat saat ini adalah terobosan paling muthakhir dari penelitian otak manusia. Sebagaima kita ketahui bersama, bahwa hampir lebih dari 95% otak manusia tidak dipakai. Sebagian dari kita menggunakan tidak lebih dari 3% kemampuan otak manusia dan membawa 97% lainnya ke liang kubur. Menurut para ilmuwan, Eisntein (Sang Genius) sendiri, tidak menggunakan lebih dari 10% kemampuan otaknya.

Sesungguhnya kita semua bisa menjadi genius, bila saja kita tahu bagaimana mengaktifkan kemampuan otak kita yang sebagian besar masih dalam kondisi tertidur (sleeping mode).

Sejak tahun 2005, GMC telah menemuan metode ilmiah sehubungan dengan pengaktifan otak tengah manusia, yang memungkinkan seseorang dapat melihat dengan kedua mata tertutup menggunakan gelombang otak yang dikeluarkan oleh bagian otak manusia yang terkenal dengan istilah kedokteran sebagai mesencephalon.

Otak tengah yang merupakan jembatan bagi kedua buah otak manusia (kiri dan kanan), yang pada sebagian besar manusia berada pada posisi “sleeping mode” disebabkan salah beberapa hal seperti stress dan kesedihan. Setelah diaktifasi kekuatan otak manusia kembali utuh serta banyak potensi yang tersembunyi akan keluar begitu saja, dan dengan pelatihan yang konstan merupakan jalan tol menjadi genius.
Beberapa manfaat lain dari aktifasi otak tengah adalah sebagai berikut :
Meningkatkan memory (belajar dalam waktu lebih singkat)
Meningkatkan konsentrasi (lebih mudah berkonsentrasi)
Meningkatkan kreatifitas (lebih inovatif)
Mempertajam bakat (bakat lebih tajam)
Meningkatkan kesehatan (hormon lebih seimbang)
Meningkatkan keseimbangan penggunaan otak kiri dan kanan (karakter lebih seimbang)
Beberapa permasalahan mental akan berkurang sampai titik minimal setelah aktifasi otak tengah. Anak-anak yang mengalami masalah hiperaktif akan dapat duduk dengan lebih tenang, dan sebaliknya anak-anak yang cenderung pendiam akan menjadi lebih aktif.
Dewasa ini orang cenderung menjadi menjadi salah satu dari “dominan otak kiri” atau “dominan otak kanan”. Orang dengan dominan otak kiri, biasanya dikontrol lebih banyak oleh otak kirinya. Kemampuan otak kanannya cenderung menjadi tersisihkan, dan semakin tidak berkembang. Sebaliknya orang yang dominan otak kanan cenderung kemampuan otak kirinya terkalahkan dan semakin tidak digunakan semakin tidak berkembang.

Orang yang telah diaktifasi otak tengahnya, tidak lagi menjadi dominan otak kiri atau kanan, melainkan dominan otak tengah. Otak tengah ini akan menjadi kapten bagi kedua otak lainnya (kiri dan kanan) yang bisa mengontrol kemampuan kedua otak manusia sekaligus. Dan hanya mereka yang dominan otak tengahnyalah yang bisa menggunakan dan mengontrol kedua otak sekaligus

Pakar Midbrain dari Jepang Prof. Makota Sichida menegaskan bahwa “Otak tengah adalah jembatan bagi otak kiri dan otak kanan manusia. Jika ingin menggunakan kemampuan kedua otak sekaligus (kiri dan kanan) maka otak tengah harus diaktifasi terlebih dahulu”
Banyak orang tua merasa frustasi karena anaknya tidak bisa duduk diam, sementara orang dewasa merasa frustasi karena mereka tidak bisa seaktif anak-anaknya. Kita tahu bahwa akar permasalahannya adalah pada fungsi otak kita. Jika seseorang adalah dominan otak kanan, maka ia tidak akan bisa duduk diam untuk waktu yang lama, demikian pula sebaliknya. Kita tidak bisa mengontrol kedua otak kita, kiri dan kanan sekaligus, kecuali kita adalah dominan otak tengah.

Masyarakat Indonesia saat ini cenderung lebih dominan otak kiri; penuh perhitungan, pencemburu; penuh kebencian, karakter seperti itu mendominasi karena, otak kanan yang seharusnya dipenuhi dengan cinta kasih; intuitif, dan inovatif telah tertekan dan terkalahkan. Keinginan untuk melihat masyarakat yang pandai namun penuh cinta kasih sangat mungkin terwujud jika otak tengah mendominasi. Kita semua berharap bisa melihat perubahan ketika otak kita seutuhnya bisa berfungsi sepenuhnya.

Marilah kita hendaknya jangan dibutakan oleh “dana” yang harus kita keluarkan sebagai usaha kita, orang tua, mendidik dan melatih anak-anak kita. Marilah kita lihat pada manfaat jangka panjang yang sungguh di luar apa yang dapat kita bayangkan. GMC benar-benar sebuah pelatihan yang jangan sampai anak-anak kita ketinggalan.

Melihat dengan kedua mata tertutup (blindfold) bukanlah tujuan pelatihan ini. Blindfold hanyalah satu dari indikasi yang bisa kita lihat ketika otak tengah anak telah teraktifasi. Gelap akan membantu anak-anak kita untuk lebih bisa berkonsentrasi, sebagaimaan para pakar mengatakan bahwa otak kita berhungsi secara berbeda dalam kegelapan.

Tidak ada efek samping yang perlu dikhawatirkan orang tua, karena GMC tidak menggunakan obat-obatan di dalam pelatihannya. GMC juga tidak menggunakan salah satu metode yang berdasarkan pada agama tertentu. GMC sangat natural dan sangat ilmiah, serta dapat dijelaskan secara medis.

Ribuan orang telah mengitkuti program aktifasi otak tengah dengan berbagai metode lainnya di berbagai negara. Di Rusia perlu makan waktu satu tahun bagi seorang siswa untuk mampu melakukan aksi blindfold. Di Jepang, sedikitnya perlu waktu tiga bulan untuk melakukannya. Di Indonesia (sebagaimana juga di berbagai negara lainnya seperti Singpore, Thailand, Malaysia, dll) siswa-siswa GMC hanya perlu waktu 1.5 hari saja (12 jam)

Saat ini metode GMC menempati sukses tertinggi di dalam penyebaran pasar internasional.

Selain kemampuan dengan mata tertutup mampu melakukan berbagai aktifitas, peserta pelatihan GMC juga dengan pelatihan yang konstan akan mampu melakukan banyak hal seperti melihat dengan sentuhan, atau terkenal dengan istilah “skin vision”. Sebagian anak lainnya yang telah teraktifasi otak tengahnya mampu melihat kartu secara detail dengan penciumannya atau pendengarannya. Sebagian lainnya mengatakan mereka mampu melihat, menulis, membaca, dan mewarnai di dalam kegelapan total.

Sekarang setiap anak kita bisa hidup SANGAT NORMAL setelah otak tengah mereka diaktifasi. Sesungguhnya otak manusia demikian hebatnya. Apa yang barusan digambarkan di atas hanyalah seperti sebongkah batu es di permukaan kutub utara, sebagian besar lainnya tidak terlihat dan masih tersembunyi.
Sekarang setiap orang bisa menjadi genius. Memperkenalkan “Pelatihan Otak Tengah”
Apa yang kita bisa lihat saat ini adalah terobosan paling muthakhir dari penelitian otak manusia. Sebagaima kita ketahui bersama, bahwa hampir lebih dari 95% otak manusia tidak dipakai. Sebagian dari kita menggunakan tidak lebih dari 3% kemampuan otak manusia dan membawa 97% lainnya ke liang kubur. Menurut para ilmuwan, Eisntein (Sang Genius) sendiri, tidak menggunakan lebih dari 10% kemampuan otaknya.

Sesungguhnya kita semua bisa menjadi genius, bila saja kita tahu bagaimana mengaktifkan kemampuan otak kita yang sebagian besar masih dalam kondisi tertidur (sleeping mode).

Sejak tahun 2005, GMC telah menemuan metode ilmiah sehubungan dengan pengaktifan otak tengah manusia, yang memungkinkan seseorang dapat melihat dengan kedua mata tertutup menggunakan gelombang otak yang dikeluarkan oleh bagian otak manusia yang terkenal dengan istilah kedokteran sebagai mesencephalon.

Otak tengah yang merupakan jembatan bagi kedua buah otak manusia (kiri dan kanan), yang pada sebagian besar manusia berada pada posisi “sleeping mode” disebabkan salah beberapa hal seperti stress dan kesedihan. Setelah diaktifasi kekuatan otak manusia kembali utuh serta banyak potensi yang tersembunyi akan keluar begitu saja, dan dengan pelatihan yang konstan merupakan jalan tol menjadi genius.
Beberapa manfaat lain dari aktifasi otak tengah adalah sebagai berikut :
Meningkatkan memory (belajar dalam waktu lebih singkat)
Meningkatkan konsentrasi (lebih mudah berkonsentrasi)
Meningkatkan kreatifitas (lebih inovatif)
Mempertajam bakat (bakat lebih tajam)
Meningkatkan kesehatan (hormon lebih seimbang)
Meningkatkan keseimbangan penggunaan otak kiri dan kanan (karakter lebih seimbang)
Beberapa permasalahan mental akan berkurang sampai titik minimal setelah aktifasi otak tengah. Anak-anak yang mengalami masalah hiperaktif akan dapat duduk dengan lebih tenang, dan sebaliknya anak-anak yang cenderung pendiam akan menjadi lebih aktif.
Dewasa ini orang cenderung menjadi menjadi salah satu dari “dominan otak kiri” atau “dominan otak kanan”. Orang dengan dominan otak kiri, biasanya dikontrol lebih banyak oleh otak kirinya. Kemampuan otak kanannya cenderung menjadi tersisihkan, dan semakin tidak berkembang. Sebaliknya orang yang dominan otak kanan cenderung kemampuan otak kirinya terkalahkan dan semakin tidak digunakan semakin tidak berkembang.

Orang yang telah diaktifasi otak tengahnya, tidak lagi menjadi dominan otak kiri atau kanan, melainkan dominan otak tengah. Otak tengah ini akan menjadi kapten bagi kedua otak lainnya (kiri dan kanan) yang bisa mengontrol kemampuan kedua otak manusia sekaligus. Dan hanya mereka yang dominan otak tengahnyalah yang bisa menggunakan dan mengontrol kedua otak sekaligus

Pakar Midbrain dari Jepang Prof. Makota Sichida menegaskan bahwa “Otak tengah adalah jembatan bagi otak kiri dan otak kanan manusia. Jika ingin menggunakan kemampuan kedua otak sekaligus (kiri dan kanan) maka otak tengah harus diaktifasi terlebih dahulu”
Banyak orang tua merasa frustasi karena anaknya tidak bisa duduk diam, sementara orang dewasa merasa frustasi karena mereka tidak bisa seaktif anak-anaknya. Kita tahu bahwa akar permasalahannya adalah pada fungsi otak kita. Jika seseorang adalah dominan otak kanan, maka ia tidak akan bisa duduk diam untuk waktu yang lama, demikian pula sebaliknya. Kita tidak bisa mengontrol kedua otak kita, kiri dan kanan sekaligus, kecuali kita adalah dominan otak tengah.

Masyarakat Indonesia saat ini cenderung lebih dominan otak kiri; penuh perhitungan, pencemburu; penuh kebencian, karakter seperti itu mendominasi karena, otak kanan yang seharusnya dipenuhi dengan cinta kasih; intuitif, dan inovatif telah tertekan dan terkalahkan. Keinginan untuk melihat masyarakat yang pandai namun penuh cinta kasih sangat mungkin terwujud jika otak tengah mendominasi. Kita semua berharap bisa melihat perubahan ketika otak kita seutuhnya bisa berfungsi sepenuhnya.

Marilah kita hendaknya jangan dibutakan oleh “dana” yang harus kita keluarkan sebagai usaha kita, orang tua, mendidik dan melatih anak-anak kita. Marilah kita lihat pada manfaat jangka panjang yang sungguh di luar apa yang dapat kita bayangkan. GMC benar-benar sebuah pelatihan yang jangan sampai anak-anak kita ketinggalan.

Melihat dengan kedua mata tertutup (blindfold) bukanlah tujuan pelatihan ini. Blindfold hanyalah satu dari indikasi yang bisa kita lihat ketika otak tengah anak telah teraktifasi. Gelap akan membantu anak-anak kita untuk lebih bisa berkonsentrasi, sebagaimaan para pakar mengatakan bahwa otak kita berhungsi secara berbeda dalam kegelapan.

Tidak ada efek samping yang perlu dikhawatirkan orang tua, karena GMC tidak menggunakan obat-obatan di dalam pelatihannya. GMC juga tidak menggunakan salah satu metode yang berdasarkan pada agama tertentu. GMC sangat natural dan sangat ilmiah, serta dapat dijelaskan secara medis.

Ribuan orang telah mengitkuti program aktifasi otak tengah dengan berbagai metode lainnya di berbagai negara. Di Rusia perlu makan waktu satu tahun bagi seorang siswa untuk mampu melakukan aksi blindfold. Di Jepang, sedikitnya perlu waktu tiga bulan untuk melakukannya. Di Indonesia (sebagaimana juga di berbagai negara lainnya seperti Singpore, Thailand, Malaysia, dll) siswa-siswa GMC hanya perlu waktu 1.5 hari saja (12 jam)

Saat ini metode GMC menempati sukses tertinggi di dalam penyebaran pasar internasional.

Selain kemampuan dengan mata tertutup mampu melakukan berbagai aktifitas, peserta pelatihan GMC juga dengan pelatihan yang konstan akan mampu melakukan banyak hal seperti melihat dengan sentuhan, atau terkenal dengan istilah “skin vision”. Sebagian anak lainnya yang telah teraktifasi otak tengahnya mampu melihat kartu secara detail dengan penciumannya atau pendengarannya. Sebagian lainnya mengatakan mereka mampu melihat, menulis, membaca, dan mewarnai di dalam kegelapan total.

Sekarang setiap anak kita bisa hidup SANGAT NORMAL setelah otak tengah mereka diaktifasi. Sesungguhnya otak manusia demikian hebatnya. Apa yang barusan digambarkan di atas hanyalah seperti sebongkah batu es di permukaan kutub utara, sebagian besar lainnya tidak terlihat dan masih tersembunyi.
READ MORE - Setiap Orang Bisa Menjadi Genius

JADWAL PELATIHAN AKTIVASI OTAK TENGAH-GMC

Share |

06/06/2010 07:22
Liputan6.com, Depok: Mewarnai dan bermain kartu dengan mata tertutup. Bersepeda dengan mata tertutup. Main sepatu roda dengan mata tertutup. Ya, semuanya dilakukan dengan mata tertutup. Ini bukan sulap dan bukan supranatural. Semua itu dilakukan anak-anak Genius Mind Consultancy (GMC) di Depok, Jawa Barat, baru-baru ini, setelah melalui masa aktivasi otak tengah secara ilmiah.

Aktivasi otak tengah adalah membuka jembatan yang menghubungkan dan menyeimbangkan fungsi otak kanan dan otak kiri. Ini membuat mereka cepat berpikir, meningkatkan konsentrasi belajar, serta lebih kreatif. "Di sekolah nilainya 90 semua, sebelumnya nilainya 60, 70," kata Arti, salah satu peserta aktivasi otak tengah.

Jepang sudah 40 tahun menjadi pelopor aktivasi otak tengah. Sementara di Indonesia baru berkembang enam bulan terakhir. Cukup dua hari hari saja anak-anak ini menjalani kursus, selanjutnya mereka akan mengalami perubahan. Anda tertarik, syaratnya hanya boleh diikuti anak-anak lima sampai 15 tahun.(BOG)

Kami hadir di kota2 ini : Bandung,Bekasi,Bogor,Klaten,Medan dan Surabaya. Hubungi saya di :081322404174

06/06/2010 07:22
Liputan6.com, Depok: Mewarnai dan bermain kartu dengan mata tertutup. Bersepeda dengan mata tertutup. Main sepatu roda dengan mata tertutup. Ya, semuanya dilakukan dengan mata tertutup. Ini bukan sulap dan bukan supranatural. Semua itu dilakukan anak-anak Genius Mind Consultancy (GMC) di Depok, Jawa Barat, baru-baru ini, setelah melalui masa aktivasi otak tengah secara ilmiah.

Aktivasi otak tengah adalah membuka jembatan yang menghubungkan dan menyeimbangkan fungsi otak kanan dan otak kiri. Ini membuat mereka cepat berpikir, meningkatkan konsentrasi belajar, serta lebih kreatif. "Di sekolah nilainya 90 semua, sebelumnya nilainya 60, 70," kata Arti, salah satu peserta aktivasi otak tengah.

Jepang sudah 40 tahun menjadi pelopor aktivasi otak tengah. Sementara di Indonesia baru berkembang enam bulan terakhir. Cukup dua hari hari saja anak-anak ini menjalani kursus, selanjutnya mereka akan mengalami perubahan. Anda tertarik, syaratnya hanya boleh diikuti anak-anak lima sampai 15 tahun.(BOG)

Kami hadir di kota2 ini : Bandung,Bekasi,Bogor,Klaten,Medan dan Surabaya. Hubungi saya di :081322404174
READ MORE - JADWAL PELATIHAN AKTIVASI OTAK TENGAH-GMC

Kamis, 22 Juli 2010

Selamat Datang

Share |

Anak2 yang telah diaktivasi dpt melihat lewat penciuman

Anak2 yang telah diaktivasi dpt melihat lewat penciuman
READ MORE - Selamat Datang